Aku Menyerah
Tidak semua orang bersedia menunggu. Tidak sedikit orang yang menjadikan menunggu itu hal yang sangat menjengkelkan.
Semoga kamu mengerti, selama aku menunggu, banyak sekali godaan yang memintaku untuk menyudahi, lalu pergi, kemudian mencari pelabuhan baru lagi.
Semoga kamu mengerti, selama aku menunggu, banyak sekali godaan yang memintaku untuk menyudahi, lalu pergi, kemudian mencari pelabuhan baru lagi.
Tentu, ini akan sangat sulit bagiku.
Bertahan dengan cinta yang abu, atau mencari lalu menemukan, kemudian mencoba menyesuaikan diri dengan hal-hal baru, memulai semuanya dari awal lagi.
Aku hanya takut kamu menyesal jika ternyata nanti aku berhasil melewati fase itu dengan baik, kemudian tempatmu sudah kuganti dengan yang lain.
Namun, kamu juga harus tahu, apa sebab awalnya sampai-sampai yang dulu milikmu, kini menjadi milik orang lain.
Namun, kamu juga harus tahu, apa sebab awalnya sampai-sampai yang dulu milikmu, kini menjadi milik orang lain.
Pahamilah dengan cermat, kamu yang pernah membiarkanku menunggu, membiarkanku sendiri, memberi jeda pada orang lain masuk.
Jadi jangan salahkan aku, pun dia yang kini menggantikan posisimu.
Jadi jangan salahkan aku, pun dia yang kini menggantikan posisimu.
Sebenarnya ini bukan tentang siapa yang salah, coba tanyakan pada hati kecilmu:
"Adakah aku istimewa di hatimu?"
"Adakah aku istimewa di hatimu?"
Ingatlah bagaimana dulu kau memperlakukanku.
Aku pernah sangat mencintaimu, hingga rela kau bohongi, bahkan aku membodohi diri ini dengan ingatan-ingatan manis tentang kita, dengan janji manismu. Tapi kini, aku wanita yang pernah sebodoh itu sudah berhenti mencintaimu, aku sudah menyerah.
Kelak, kamu akan merindukanku, sebagai wanita yang pernah bodoh mencintaimu.
Komentar
Posting Komentar