{In My Pleasure}, Tuan.

Kau datang saat sinar senjaku meredup, Tuan.
Sebenarnya aku sedang tidak merasakan kehilangan apa pun, tidak pula sedang merasa mendapatkan "Pelangi setelah hujan".
Sebab aku mengerti, Tuan, pada dasarnya, yang datang akan selalu pergi.

Mungkin saat kau membaca tulisan ini, kau berfikir bahwa apa yang kuucap dan yang kutulis di sini berbeda.
Begitulah aku, Tuan.

Aku memang sedang tidak merasakan demikian.
Meski aku merasa setelah kau hadir segalanya berubah nampak dari sekadar abu-abu. 
Kau selalu mengajarkanku berbagai warna indah di hidupku, Tuan.
Meski aku selalu merasa, saat bersamamu aku tidak pernah merasakan ketidaknyamanan.

Namun bukan inginku jika ternyata kita masih harus terbentang jarak.
Kau harus tahu, Tuan, rindu selalu ada kemana pun kau melangkah.
Aku hanya ingin kita baik-baik saja.

Seperti bintang-bintang di atas langit sana, terlihat dekat meski ternyata jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer, namun mereka bisa membentuk suatu keindahan dengan rasi-rasinya.
Aku ingin kita seperti bintang, Tuan. 
Meski jauh, tetapi kita tetap dirasa dekat bagi mereka yang melihat. 

Meski begitu; apa yang kini ada di antara kita, kudoakan agar selalu ada.

-dms-

Komentar

Postingan Populer