Masa lalu.
Apa kamu masih ingat, apa yang kamu lakukan pada hubungan kita dulu? Aku sedang tidak mengungkit, hanya saja rasa sakit ini masih mengingatkanku pada peristiwa itu.
Tenang saja, aku sudah memaafkanmu, juga sudah tidak membencimu lagi.
Terus terang, kalau untuk kembali dekat denganmu meski cuma untuk berteman, aku masih ragu.
Bukan apa-apa, terkadang mendengar namamu saja hatiku sudah tidak karuan, rasa sakit itu seolah menyambar seperti petir. Bisa bayangkan bagaimana kalau aku tetap berteman dekat denganmu? Mungkin seumur hidup rasa sakit itu tidak pernah berhasil aku lupakan.
Iyaa aku rasa kamu cukup mengerti bagaimana sejatinya perempuan.
Perempuan itu ibarat cermin.
Kalau sudah hancur memang masih bisa diperbaiki, namun tidak bisa memantulkan cahaya yang sempurna seperti dulu.
Begitu pun perempuan jika kamu sudah menghancurkan hatinya, perlakuannya tidak akan pernah sama seperti dulu.
Jadi jangan salahkan kalau aku sangat dingin denganmu. Aku hanya sedang meminimalisir rasa sakit itu, agar kelak, untuk mendengar namamu pun aku sudah merasa baik-baik saja.
-dms-
Tenang saja, aku sudah memaafkanmu, juga sudah tidak membencimu lagi.
Terus terang, kalau untuk kembali dekat denganmu meski cuma untuk berteman, aku masih ragu.
Bukan apa-apa, terkadang mendengar namamu saja hatiku sudah tidak karuan, rasa sakit itu seolah menyambar seperti petir. Bisa bayangkan bagaimana kalau aku tetap berteman dekat denganmu? Mungkin seumur hidup rasa sakit itu tidak pernah berhasil aku lupakan.
Iyaa aku rasa kamu cukup mengerti bagaimana sejatinya perempuan.
Perempuan itu ibarat cermin.
Kalau sudah hancur memang masih bisa diperbaiki, namun tidak bisa memantulkan cahaya yang sempurna seperti dulu.
Begitu pun perempuan jika kamu sudah menghancurkan hatinya, perlakuannya tidak akan pernah sama seperti dulu.
Jadi jangan salahkan kalau aku sangat dingin denganmu. Aku hanya sedang meminimalisir rasa sakit itu, agar kelak, untuk mendengar namamu pun aku sudah merasa baik-baik saja.
-dms-
Komentar
Posting Komentar