Luka dari Masa lalu
Sore ini begitu hening.
Kualihkan pikiranku dari apa-apa yang dirasa tak penting. Yang kurasa sudah mulai asing. Terutama tentang rindu yang memkasa datang dari masa lalu.
Aku benci pada kata "selesai".
Aku tidak suka pada kalimat "maaf kita harus berpisah" , sopan tapi tersirat luka di dalamnya.
Seharusnya dulu kau tidak meminta aku untuk menjadi kita.
Seharusnya dulu kau tidak perlu susah payah membuatku jatuh cinta.
Hari itu, tanpa rasa bersalah kau pergi meninggalkan luka dan hanya menyisakan kata 'maaf'. Kau pikir patah hati itu menyenangkan?
Aku berusaha untuk terlihat baik-baik saja saat itu, dan saat setelah kaupergi. Dan, yaa, aku berhasil. Sedikit.
Namun, apa kau tahu? Saat rindu datang dan mengharuskan aku mengingat tentang kita.
Tentang segala perjuangan yang hanya berakhir pada kata usang.
Tentang kenangan yang menanggalkan beberapa luka di dada.
Luka masa lalu seakan kembali berdarah, aku seperti kehabisan nafas; sesak.
Apabila di hidupku ada yang jauh lebih menenangkan daripada hujan dan hening, itu pelukmu, dulu.
Sekarang pelukmu bukan tempatku untuk pulang.
Ternyata sedalam itu aku pernah mencintaimu, sampai untuk melupakanmu saja aku butuh waktu yang panjang.
Kamu pernah seberharga itu di hidupku. Tapi itu dulu. Kini, menulis namamu saja aku sudah enggan.
Bukan aku mengingat-ingat, hanya saja rindu terkadang membawaku ke perihal kita dulu. Dan sungguh ini menyakitkan.
(8 Oktober 2018, 20;55)
Komentar
Posting Komentar